STATISTIKA : Rancangan Tersarang


  Rancangan Tersarang
1  Pengertian Rancangan Tersarang
Desain bersarang adalah desain multifaktor dmenggunakan lebih dari satu atau dua faktor diigunakan yakni dalam situasi di mana tingkat pada faktor-faktor yang berbeda mirip satu sama tingkat yang berbeda lain dari factors.A, kedua faktor bersarang tidak dapat crosssed dengan faktor yang bersarang di dalam, ini bukan struktur faktorial, jadi ada tidak bisa interaksi antara dua faktor. Rancangan bersarang sering melibatkan faktor acak. Hal ini memiliki beberapa tahapan dengan beberapa tingkat bersarang. Yang juga jarang untuk menemukan percobaan di mana satu faktor disusun dalam struktur faktorial (Kowalsky dan Douglas, 2011).

2  Karakteristik Rancangan Tersarang
Rancangan tersarang memilki kareteristik yang membedakannya. Karakteristik dari rancangan bersarang yakni yang membedakan mereka dari desain multifactor (lebih dari satu atau 2 faktor) lain adalah bahwa kategori faktor bersarang dalam setiap tingkat faktor utama yang berbeda. Faktor utama bisa diperbaiki atau acak sedangkan faktor bersarang biasanya acak dalam biologi. Sering mewakili tingkat subsampling atau replikasi dalam hierarki spasial atau temporal (Quinn dan Michael, 2008).

3  Fungsi Rancangan Tersarang
Rancangan tersarang juga biasa di namakan dengan rancangan hierarki. Terdapat beberapa fungsi dalam penggunaan rancangan bersarang dalam suatu penelitian. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya yakni rancangan tersarang biasa dilakukan apabila dalam suatu eksperimentasi tingkat/taraf satu faktor (missal faktor B) yang mirip tapi tidak identic (sama) dikenakan untuk taraf yang berbeda pada faktor lain (misal faktor A) (Pramesti, 2011).

4  Keuntungan dan Kelemahan Rancangan Tersarang
Rancangan tersarang memilki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaanya. Keuntungan menggunakan rancangan tersarang yakni dapat Meningkatkan ketepatan percobaan,maksudnya ialah sub-sampling pada faktor tersarang (B) akan meningkatkan tingkat ketepatan dari rancangan tersebut. Selain itu keuntungannya memungkinkan untuk menguji dua hipotesis yakni pertama menguji keragaman di antara perlakuan utama (A), kemudian kedua menguji keragaman sub-unit (faktor tersarang, B) pada masing-masing perlakuan (Faktor A). namun rancangan bersarang juga memilki kekurangan seperti sering terjadi kesalahan dalam analisisnya karena diperlakukan sebagai One Way Anova (RAL) dan berakibat fatal dalam keputusan uji bila terjadi kesalahan dalam pengambilan sub-sampel (ulangan) pada setiap faktor tersarangnya (faktor B) (Sumeidiana, 2017).

5  Perbedaan Rancangan Tersarang dan Rancangan Acak Lengkap Faktorial
Rancangan tersarang merupakan rancangan yang dilakukan apabila dalam suatu ekperimentasi tingkat/taraf satu faktor (misal factor B) yang mirip tapi tidak identik dikenakan untuk taraf yang berbeda pada faktor lain (missal factor A). rancangan tersarang disebut juga dengan rancangan hierarki. Sedangkan rancangan acak lengkap faktorial adalah suatu eksperimentasi yang melibatkan faktor-faktor penelitian yang hanya terdiri atas dua tingkat (Widodo, 2017).

6  Aplikasi Rancangan Tersarang dalam Agroindustri
Rancangan bersarang dapat diapikasikan disegala bidang termasuk di bidang agroindustri. Rancangan tersarang ini digunakan dalam berbagai penelitian pada bidang agroindustri. Misalnya seperti pada pembuatan sari apel (Malus sylvestris Mill) dengan ekstraksi metode osmosis (kajian varietas apel dan lama osmosis) yang merupakan bagian dari agroindustri. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama osmosis tersarang dalam varietas apel terhadap kualitas sifat fisik, kimia dan organoleptik pada sari apel. Metode penelitian yang dilakukan adalah Rancangan Tersarang (Nested Design) karena lebih dari 2 faktor sehingga tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan uji faktorial Metode penelitiannya adalah Rancangan Tersarang (Nested Design) dua faktor. Faktor I adalah varietas apel (V) yang terdiri dari 3 level (Manalagi, Romebeauty dan Anna) dan faktor II adalah lama osmosis (L) yang terdiri dari 2 level (24 jam dan 48 jam), sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan dan diperoleh 18 satuan percobaan. Penelitian ini menggunakan 5 merek sari apel komersial sebagai kontrol yang didapatkan secara acak dari wilayah Kota Batu. Hasilnya pada varietas apel terhadap VMSA (Volume Minuman Sari Apel) Semakin lama waktu ekstraksi osmosis maka didapatkan hasil VMSA semakin meningkat. Kemudian  semakin lama waktu osmosis maka semakin banyak jumlah VMSA yang dihasilkan karena semakin lama osmosis maka semakin lama media osmosis melakukan penangkapan kadar air bahan sehingga didapatkan rendemen yang semakin meningkat (Aprillia dan Wahono, 2014).
Aplikasi rancangan bersarang juga digunakan pada penelitian  karakteristik sirup jahe nira kelapa terfermentasi delapan jam (kajian jenis dan konsentrasi sari jahe. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan varietas jahe dan konsentrasi sari jahe dalam pembuatan sirup nira kelapa. Penelitian tersebut menggunakan Rancangan Tersarang (Nested Design) dengan 2 faktor yaitu faktor I varietas jahe (merah, gajah, emprit) dan faktor II konsentrasi penambahan sari jahe (5%; 10%; 15%) dengan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Hasilnya nira yang telah terfermentasi selama delapan jam masih dapat diolah menjadi sirup. Pada analisis organoleptik didapatkan perlakuan terbaik pada varietas jahe emprit dengan konsentrasi sari jahe 10%.  Pada analisis fisik kimia sirup jahe nira kelapa didapatkan perlakuan terbaik yaitu pada varietas jahe merah dengan konsentrasi sari jahe 10% berbeda nyata dengan sirup kontrol pada parameter pH dan gula reduksi (Febriyanti dkk, 2015).

Komentar