STATISTIKA : Statisktika Deskriptif (Pengertian, aplikasi, rumus dan kelebihan dan kekurangan)


   Uji Statistik Deskriptif  
1      Pengertian Uji Statistika Deskriptif
Berdasarkan tingkat pekerjaannya statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: Statistik deskriptif dan Statistik inferensial. Statistik deskriptif, yang lazim dikenal pula dengan istilah statistik deduktif, statistik sederhana, dan descriptive statistics adalah statistik yang tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, atau mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau keadaan. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data, angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu (Solikhah, 2016).
Analisa deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis nol (H0) diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan. Jenis teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif harus sesuai dengan jenis data atau variabel. Berdasarkan skala pengukurannya, yaitu nominal, ordinal , atau interval/rasio. Untuk menguji data nominal, digunakan dua cara yaitu distribusi binomial dan Uji kai kuadrat satu sampel (Nasution, 2017).
Distribusi binomial adalah suatu distribusi yang terdiri dari dua kelas (dua peristiwa yang biasanya saling berkomplemen). Jadi jika dalam suatu populasi dengan jumlah n terdapat 1 kelas yang berkategori x maka kelas yang lain adalah yang berkategori n – x. Probabilitas untuk memperoleh nilai x dirumuskan:
P(X) = (n/x ) px Q n-x
dimana P merupakan proporsi kasus yang diharapkan dalam salah satu kategori dan kategori lainnya adalah Q dimana Q = 1 – P, n sebagai jumlah anggota populasi,   kombinasi n/x dalam n (n!/x!(n-x)!). Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jumlah sampelnya kecil (kurang dari 30). Prosedur uji statistiknya dimulai dari menentukan hipotesis H0 : Tidak ada perbedaan antara data populasi dengan data sampel. H1 : Ada perbedaan antara data populasi dengan data sampel, dan dilanjutkan dengan Menentukan taraf nyata (α) dan nilai P tabel yang digunakan biasanya 5% (0,05) atau 1% (0,01). Menentukan kriteria pengujian: H0 diterima (H1 ditolak) apabila P ≥ α H0 ditolak (H1 diterima) apabila P ≤ α, menentukan nilai uji statistik Uji statitiknya adalah membandingkan nilai P dengan nilai α, dan membuat kesimpulan Menyimpulkan H0 diterima atau tidak (Nasution, 2017).
Uji kai kuadrat satu sampel yang digunakan apabila populasinya terdiri atas duakelas atau lebih dan sampelnya besar. Uji kai kuadrat satu sampel dirumuskan:
 X2= ∑ (f0-fh)/ fh
 Dimana  X2 adalah kai kuadrat f0 : frekuensi yang diobservasi fh : frekuensi yang diharapkan. Prosedur uji statistiknya dimulai dengan menentukan formulasi hipotesis H0 (kategori pertama sama dengan kategori kedua) H1 (kategori pertama tidak sama dengan kategori kedua). Menentukan taraf nyata (α) dan Xpada tabel, menentukan kriteria pengujian, Menentukan nilai uji statistik, dan terakhir membuat kesimpulan Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak (Nasution, 2017).

2      Kelebihan dan Kekurangan Uji Statistika Deskriptif
Kelebihan statistika deskriptif, yaitu dapat menyajikan sejumlah data yang besar, dengan pola distribusinya, ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan kompak. Jika data mentah penelitian tidak diolah, tidak mungkin dapat secara cepat memberikan gambaran suatu keadaan. Jika data mentah diolah menjadi bentuk tabel, akan terkesan lebih sulit dan kurang komunikatif. Penyajian bentuk histogram, atau diagram, atau bentuk gambar lain secara cepat dapat menyajikan informasi yang lebih mudah ditangkap dan dimengerti. Akan tetapi dengan adanya berbagai keuntungan dengan penyajian gambar (histogram, diagram dan lainnya), menjadikan gambar menjadi cukup potensil untuk dimanipulasi. Manipulasi pada data sehingga dapat menyajikan gambar 'baik', tentu saja dapat menyesatkan si penerima informasi. Dengan demikian Uji Statistika Deskriptif sangat mudah untuk dimanipulasi (Saparita, 2009). 

3      Aplikasi Uji Statistika Deskriptif Bidang Agroindustri
Aplikasi uji statistika sangat beragam, salah satunya dalam bidang agroindustri. Seperti yang dijelaskan dalam jurnal Nusantara (2014), ia menggunakan statistika dekriptif untuk merumuskan sebuah strategi besar pengembangan agro-industri dalam upaya untuk Produksi Pertanian dan Pengolahan timur Indonesia dan melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan keuntungan nilai agribisnis berbasis agro serta daerah mana saja yang menjadi daya saing yang paling potensial sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian. Selain itu dengan menggunakan Uji Statistika Deskriptif kita juga dapat melihat perkembangan hasil panen padi tiap tahunnya, dan lain sebagainya (Nusantara, 2014).



DAFTAR PUSTAKA

Nusantara, A.W., Baheri, and L.Tondi. 2014. Competitiveness Analysis and Development of Agroindustry in Southeast Sulawesi. International Journal of Business and Management Invention 3 (3) : 80-86.
Nasution, L.M. 2017. Statistik Deskriptif. Jurnal Hikmah 14 (1) : 49-55.
Sholikhah, A. 2016. Statistik Deskriptif Dalam Penelitian Kualitatif. Komunika 10 (2) : 342-362.

Komentar